Wakapolri Tinjau Penanganan Pascabencana di Tapanuli Tengah, Fokus Pembukaan Akses dan Bantuan Dasar Warga

  • Redaksi
  • Sabtu, 27 Desember 2025 20:37
  • 27 Lihat
  • Polri

Aceh Tamiang, Media Budaya Indonesia.Com -Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Dedi Prasetyo melanjutkan rangkaian kunjungan kerja peninjauan penanganan pascabencana ke Kabupaten Tapanuli Tengah. Kunjungan ini merupakan agenda ketiga setelah sebelumnya Wakapolri meninjau wilayah Aceh Utara dan Aceh Tamiang.

Dalam kunjungannya, Wakapolri bersama Bupati Tapanuli Tengah, jajaran Polda, serta unsur terkait melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan masyarakat yang masih mendesak, satu bulan setelah bencana melanda wilayah tersebut.

“Hari ini kita berada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Bersama Bapak Bupati dan jajaran Polda, kami melihat langsung dan mengevaluasi kebutuhan-kebutuhan pascabencana yang harus segera kita tindak lanjuti, sesuai dengan perintah Bapak Kapolri,” ujar Komjen Pol Dedi Prasetyo, Sabtu (27/12).

Wakapolri menegaskan bahwa alat berat menjadi fokus utama dalam upaya percepatan pemulihan, khususnya untuk membuka akses jalan yang terputus. Dengan terbukanya akses, distribusi logistik ke wilayah terdampak diharapkan dapat berjalan lebih lancar.

“Alat berat ini sangat penting untuk mempercepat pembukaan akses. Kalau akses sudah terbuka, maka jalur logistik bisa berjalan lebih lancar,” jelasnya.

Berdasarkan hasil peninjauan, Wakapolri menilai dampak bencana di Tapanuli Tengah cukup berat dan meluas. Oleh karena itu, diperlukan penguatan bantuan hingga menjelang bulan suci Ramadhan. Polri menyalurkan bantuan sembako untuk lima kecamatan terdampak, serta bantuan air bersih yang disalurkan ke 15 titik, mencakup lokasi pengungsian, rumah ibadah, dan kantor pelayanan masyarakat.

“Air bersih ini sangat dibutuhkan masyarakat. Kita distribusikan ke lokasi pengungsian, masjid, gereja, dan juga kantor-kantor pelayanan,” ungkap Wakapolri.

Selain bantuan logistik, Wakapolri juga menyoroti keterbatasan sarana operasional kepolisian akibat bencana. Banyak kendaraan operasional yang rusak dan tidak dapat digunakan, termasuk kendaraan roda empat yang saat ini hanya tersisa empat unit yang masih berfungsi.

“Masih ada enam dusun yang benar-benar terisolir. Aksesnya hanya bisa melalui jalur trail atau jalan kaki. Ini yang menjadi perhatian kita, sehingga perlu penambahan kendaraan, termasuk kendaraan dobel kabin,” katanya.

Untuk mendukung pembukaan akses, Polri menurunkan lima unit alat berat jenis ekskavator. Selain itu, perbaikan jembatan-jembatan yang rusak juga terus dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, Polres setempat, dan jajaran Polri.

“Alhamdulillah, jembatan-jembatan yang rusak sudah kita perbaiki secara bertahap agar akses masyarakat semakin lancar,” tambahnya.

Terkait penguatan personel, Wakapolri menyampaikan bahwa saat ini telah disiagakan sekitar 150 personel Brimob di wilayah Tapanuli Tengah. Namun demikian, Polri telah menyiapkan hingga 1.500 personel cadangan untuk diperbantukan apabila diperlukan guna mempercepat proses normalisasi pascabencana.

“Kalau 150 personel ini dirasa kurang, kita siap perbantukan lagi untuk penguatan, agar proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat,” pungkas Komjen Pol Dedi Prasetyo.

Langkah-langkah tersebut menjadi bagian dari komitmen Polri dalam memastikan percepatan pemulihan wilayah terdampak bencana serta menjamin kebutuhan dasar dan keamanan masyarakat tetap terpenuhi.

Mabes Polri# Polda Metro Jaya# Media Budaya Indonesia. Com

Komentar

0 Komentar